KAGHAS: Media Tulis Tradisional Masyarakat Sumatera Selatan.
Kadang dilengkapi
ilustrasi-ilustrasi gambar sederhana. Teknik tulis dengan cara menggoreskan
ujung besi tajam yang dipanaskan atau runcing. Sesungguhnya banyak jenis kulit
pohon yang dapat dijadikan media tulis. Namun hanya kulit pohon kaghas (karas)
memiliki daya tahan kuat, lentur, dan tidak jarang dimakan serangga. Kulit
pohon ini sering juga dijadikan abok atau tali penggendong
keranjang, tali jerat, dan jenis tali dengan cara di pulas (teknik pilin).
Majalah kaghas
tradisional dikemas dalam bentuk kepingan, lipatan, bersusun tindih, lipatan
memanjang yang bersatu. Sehingga dapat disimpan dengan mudah, serta ringan
dibawa ke mana-mana. Kaghas merupakan tradisi tulis asli dari Sumatera Selatan.
Sejauh ini, tradisi tulis sudah dapat dilacak sampai abad ke 15 Masehi. Majalah
tradisonal ini tidak dikenal luas oleh masyarakat di Sumatera Selatan zaman
sekarang. Bahkan mendengarnya saja mungkin ada yang tidak pernah sama sekali.
Sebab itulah, Majalah Kaghas hadir memperkenalkan kembali budaya tulis
masyarakat zaman dahulu di Sumatera Selatan.
Selain kaghas, ada juga
media tulis lain. Yaitu berupa bilah-bilah bambu (gelumpai), bumbung bambu,
rotan (rutan), tanduk, dan batu. Teknik tulis juga menggunakan teknik gores,
sayat, dan pemanasan ujung besi tajam. Juga menggunakan aksara kaganga. Oleh sebab
itulah, dalam majalah kaghas modern menggunakan istilah-istilah tersebut untuk
pembagian sub judul dan pembahasan topiknya. Majalah kaghas sekarang merupakan
pelanjutan majalah kaghas tradisonal dahulu. Semoga suatu saat nanti Majalah Kaghas dapat dilengkapi dengan tulisan aksara ulu atau aksara kaganga pada
setiap edisi. (Red).
Sy. Apero Fublic
Posting Komentar